Buku Self-Development Itu Bukan Ajian Sakti, Mase. Kalian Cuma Disuruh Tidur Lebih Awal!
Saudara-saudara sekalian, khususnya kalian yang rak bukunya sudah penuh sesak dengan judul-judul self-development yang isinya menjanjikan "hidup sukses dalam 7 hari" atau "berhenti overthinking dengan meditasi kentang goreng". Mari kita bicara jujur.
Saya tahu, kalian beli buku-buku tebal nan mahal itu dengan satu tujuan mulia: mengubah hidup. Kalian ingin jadi versi terbaik dari diri sendiri, jadi influencer bijak, jadi makhluk paling produktif se-galaksi bima sakti, atau minimal, biar kelihatan keren saat difoto sambil ngopi dan ngutip kalimatnya di caption.
Tapi coba deh jujur, seberapa banyak dari kalian yang benar-benar berubah setelah membaca buku setebal kamus itu?
Mayoritas dari kita cuma mandek di bab dua. Atau paling jauh, bab tentang "Kekuatan Bangun Pagi". Kita semangat nge-stabilo kalimat-kalimat motivasi, beli jurnal khusus buat bikin gratitude list, bahkan nyoba teknik "Pomodoro" yang ribet itu. Lalu, apa yang terjadi?
Tiga hari. Paling lama tujuh hari.
Setelah itu, si setan rebahan kembali berkuasa. Jurnal jadi tatakan gelas. Aplikasi meditasi nggak pernah dibuka lagi. Dan ending-nya? Kalian malah merasa lebih gagal karena nggak bisa mengikuti aturan kaku yang ditulis si penulis yang kemungkinan besar punya asisten pribadi untuk ngatur jadwalnya.
Begini, kawan-kawan yang budiman, buku self-development itu bukan ajian sakti. Ia bukan mantra yang sekali dibaca langsung mengubah kalian dari kentang rebahan menjadi singa CEO.
Buku-buku itu, kalau kita peras saripatinya sampai kering, isinya cuma gini-gini aja:
- Tidur Lebih Awal (Biar kalian bisa bangun pagi, coy).
- Berhenti Scroll Medsos Nggak Penting (Biar waktu kalian nggak habis).
- Makan yang Benar (Biar otak kalian nggak lemot).
- Bergerak/Olahraga (Biar nggak gampang mati).
- Fokus ke Satu Hal (Biar kerjaan kelar).
Sesederhana itu!
Tapi kenapa kita rela ngabisin duit buat baca ratusan halaman cuma buat disuruh tidur lebih awal?
Karena kita suka kerumitan! Kita merasa bahwa solusi yang rumit dan mahal pasti lebih valid. Kita nggak mau ngaku kalau masalah terbesar kita adalah disiplin dan kurangnya jam tidur. Kita ingin penulis itu memberi shortcut, ngasih rahasia yang nggak semua orang tahu, padahal rahasianya cuma: LAKUKAN AJA!
Jadi, kalau kalian masih mau membeli buku self-development lagi, silakan. Tapi please, jangan salahkan bukunya kalau hidup kalian gitu-gitu aja. Mungkin masalahnya bukan di teknik manifesting kalian, tapi di keberanian kalian untuk meninggalkan HP satu jam lebih awal sebelum tidur.
Kalian itu butuh charger mental, bukan panduan hidup 500 halaman. Dan charger itu bernama tidur yang cukup. Coba deh.
Coba tidur jam 9 malam seminggu penuh. Kalau nggak berubah, review buku self-development kalian di Goodreads dengan bintang satu!
Label: Lainnya