🌙

Politik Itu Sinetron, Giliran Ketua DPR Filipina Main Drama Mundur

Dunia politik itu memang panggung drama yang tidak pernah sepi. Ada intrik, pengkhianatan, aliansi, dan tentu saja, yang paling ditunggu-tunggu: momen ketika pahlawan (atau antagonis) tersandung masalah. Kali ini, sorotan kamera mengarah ke negara tetangga kita, Filipina, di mana Ketua DPR-nya, Martin Romualdez, baru saja menyelesaikan salah satu adegan paling klise: mengundurkan diri.

Kasusnya klasik sekali. Katanya, bapak Ketua DPR ini terseret skandal korupsi. Bukan korupsi biasa, tapi yang melibatkan "proyek hantu" dan dana-dana gelap yang raib entah ke mana. Skandal ini, konon, bikin rakyatnya marah-marah sampai turun ke jalan. Maklumlah, namanya juga uang rakyat, kalau disalahgunakan, ya pasti rakyat yang pertama kali merasakan dampaknya.

Lalu, apa responsnya? Apakah ia melawan? Membantah mati-matian? Tidak, kawan. Ia memilih jalur terhormat ala sinetron: mengundurkan diri. Kata beliau, "Isu seputar sejumlah proyek infrastruktur telah menimbulkan pertanyaan yang membebani... Makin lama saya bertahan, beban itu akan semakin berat."

Kamu tahu 'kan, kalimat-kalimat manis seperti itu? Itu bukan tanda pengakuan, tapi lebih seperti pengakuan kalah. Tanda bahwa permainannya sudah selesai, dan satu-satunya jalan keluar adalah dengan "turun panggung" sementara. Ini semacam strategi jitu. Daripada terus-terusan dihantam isu, lebih baik mundur teratur, biar suasana adem sejenak. Lagian, mundur kan bukan berarti pensiun, hanya istirahat sebentar. Sapa tahu di lain kesempatan bisa kembali dengan peran baru.

Pada akhirnya, drama ini hanya menjadi pengingat bahwa di mana pun kamu berada, skandal politik itu punya pola yang sama. Seorang pejabat tersangkut kasus, publik berteriak, dan diakhiri dengan pengunduran diri yang dianggap "mulia." Tapi kita semua tahu, kan, bahwa dalam dunia sinetron politik, episode hari ini hanyalah prolog untuk drama episode selanjutnya.

Label:

Komentar [0]
Tulisan sebelumnya: